PEMILU LAGI
Pemilu lagi.
Lagi-lagi pemilu.
Pertama tahun 1997, sebagai pemilih pemula masih di bangku kelas dua SMA. Orientasi politik masih mentah sekali. Partai baru tiga,eh salah. Dua partai dan satu Golongan Karya. Heem, pilih mana yah?
Orang tua gue keduanya Pegawai Negeri, jadi ada 'beban' untuk memilih si kuning. Buat gue si banteng lebih menarik karena lebih dinamis dan banyak anak mudanya. Waktu itu bokab ngasih gue rompi AMPI yang bisa dipake bolak-balik. Di satu sisi kuning dan sisi lainnya loreng khas seragam AMPI Golkar. Keren! asik nih bisa jadi modal buat ikut kampanye. Naik motor bebek Astrea Grand bareng teman yang naik Tiger, kita mulai dari daerah pasar minggu, cabang golkar gitu deh, dikasih duit untuk beli bensin. Lupa berapa, tapi lebih dari cukup karena bensin kalo gak salah masih murah banget. Dikasih uang cukup untuk beli 10 liter bensin lebih padahal motor gue paling cuma butuh 2 liter buat keliling-keliling.
Perkasa sekali kita waktu itu, menghadang perempatan, menguasai jalan, bikin ribut (klakson & teriak-teriak),gak pake helm, naik di atas bus, atap mobil, rame banget deh. Gue belum nyadar bahwa kalo dalam posisi sebaliknya, gue pasti dongkol banget jadi pengguna jalan.hahaha..
Akhirnya sebagai pemilih pemula saat itu gue memilih xxxxxx
Hasil saat itu DPRD DKI Jkt : Golkar memborong 12 dari 18 kursi, sisanya PPP.
Pemilu keduaku tahun 1999.
Wah, gak ngira baru dua tahun sudah pemilu lagi. Kondisi politik dan sosial yang memanas saat itu mengharuskan negara menyelenggarakan pemilu kembali.
Waktu itu gue iseng ikutan kampanye PDI-P. Dengan motor Tiger hijo (lho??) kaos merah, gue dan seorang teman putar-putar ibukota.Pada pemilu ini Golkar tidak semenarik itu lagi bagi masyarakat dan PDI-P menang telak, namun Mega gak jadi presiden.
Pemilu ketigaku tahun 2004.
Mulai ngerti politik sedikit. Maksudnya makin ngerti bahwa politik itu mbingungin , kotor, penuh permainan, intrik dan dagelan. Gue makin yakin kalo politik itu gak kalah lucu dengan srimulat.haha.Dan gue makin yakin seharusnya nama pemilu diganti, karena pemilu dapat diartikan pembuat pilu.
Saat ini gue ada di Brisbane, dan bantu-bantu jadi panita pemilihan luar negeri. Seru juga. Pertama kalinya diadakan pemilihan presiden langsung nih. Tadinya bingung banget karena partai mulai tumbuh macam panu, bikin gatel. Nama dan lambangnya lucu-lucu. Sempat apatis juga dan rencana mau golput. tapi ada satu partai yang menarik nih. Kadernya intelek, muda dan sepertinya bisa dipercaya. Basisnya kuat dan fanatik tapi intelektual tinggi. Akhirnya nyoblos yang itu deh. Pada pemilihan presiden, waktu itu pak S memang populer sekali, tapi gue kok gak yakin dengan beliau. Gue pilih yang ekstrim aja. Gue inget wejangan bokab, " Pilih M aja soalnya kalo A bisa-bisa Badan (tempat bokab kerja) dibubarin." huehehe, masih ada tekanan juga pastinya. Maap Pap, gue 'membelot'.hehehe..
Comments
Post a Comment